YouTube melakukan eksperimen peningkatan citra pada Shorts menggunakan teknologi AI tanpa pemberitahuan kepada kreator.
Penonton melaporkan perubahan visual seperti bayangan lebih tajam, tepi yang aneh, dan tampilan halus seperti plastik pada video.
Sebagian kreator, seperti Mr. Bravo dan Rhett Shull, merasa estetika asli mereka terganggu dan khawatir kepercayaan penonton menurun.
Google menyebut eksperimen ini menggunakan machine learning tradisional untuk unblur, denoise, dan meningkatkan kejelasan, meski prosesnya mirip diffusion model AI generatif.
YouTube juga meluncurkan alat baru yang memudahkan pengguna membuat konten AI pada Shorts dengan animasi foto dan efek.
Perusahaan lain seperti Meta, Snapchat, dan TikTok juga gencar mempromosikan pembuatan dan publikasi konten AI.
Fokus platform yang bergeser dari mendukung kreator individual ke estetika seragam berbasis AI menimbulkan kekhawatiran tentang orisinalitas konten.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"