95% perusahaan tidak mendapatkan pengembalian investasi dari inisiatif Generative AI.
Hanya 5% organisasi yang berhasil mengintegrasikan alat AI ke produksi secara skala besar.
Kegagalan bukan karena infrastruktur atau talenta, melainkan ketidakmampuan sistem AI menyimpan data, beradaptasi, dan belajar seiring waktu.
Chatbot populer karena mudah digunakan tapi gagal mengatasi alur kerja penting akibat kurangnya memori dan kustomisasi.
Dampak material AI generatif hanya terlihat di sektor Teknologi serta Media & Telekomunikasi.
Di sektor Jasa Profesional, Kesehatan & Farmasi, Ritel, Keuangan, Industri, dan Energi, AI generatif belum memberikan dampak signifikan.
Eksekutif di sektor Teknologi dan Media memprediksi penurunan volume perekrutan hingga 80% dalam 24 bulan.
Karyawan lebih memilih ChatGPT dibanding alat AI khusus perusahaan karena antarmuka yang familiar dan hasil yang lebih baik.
Perusahaan sukses AI menekankan kemitraan yang memerlukan kustomisasi mendalam, adopsi dari lini depan, dan akuntabilitas metrik bisnis.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"