Mutasi langka defisiensi ISG15 memberi perlindungan luas terhadap berbagai virus.
Terapi mRNA eksperimental meniru kondisi defisiensi ISG15 sementara untuk memproduksi sepuluh protein antivirus utama.
Pemberian profilaksis melalui tetes hidung pada tikus dan hamster mencegah replikasi virus influenza dan SARS-CoV-2.
Dalam kultur sel, terapi ini belum dapat ditembus oleh virus mana pun.
Tantangan utama adalah mengoptimalkan pengiriman nanopartikel mRNA ke jaringan yang dituju dan menentukan durasi proteksi (diperkirakan tiga hingga empat hari).
Teknologi ini berpotensi menjadi antivirus universal sebagai senjata untuk pandemi mendatang.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"