Microsoft menggunakan insinyur berbasis di China untuk mendukung sistem Cloud Pemerintah (GCC) milik berbagai departemen AS seperti DoD, DOJ, Treasury, EPA, dan Education.
GCC menyimpan data sensitif dengan klasifikasi “efek moderat” sehingga kerentanan dapat merugikan operasi dan keamanan instansi.
Pakar keamanan siber menyoroti risiko spionase dan sabotase, karena data tidak diklasifikasikan namun bisa diolah AI untuk mengungkap informasi kritis.
Pengawasan dilakukan oleh personel AS bernama “digital escorts”, namun seringkali mereka kurang memiliki keahlian teknis untuk mengawasi rekan China.
Menanggapi investigasi ProPublica, Microsoft akan menghentikan penggunaan dukungan berbasis China untuk DoD dan akan meninjau seluruh pelanggan GCC.
Penyedia cloud lain seperti AWS, Google, dan Oracle mengklaim tidak menggunakan dukungan personel di China untuk kontrak federal AS.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"