Satya Nadella menggunakan narasi sukses untuk merasionalisasi pemecatan 9.000 karyawan di Microsoft akibat pergeseran fokus ke AI.
Frasa “enigma kesuksesan dalam industri tanpa nilai waralaba” berfungsi sebagai trik psikologis untuk meredam kekhawatiran karyawan.
Narasi bahwa “transformasi berantakan tapi menggairahkan” mencoba menggambarkan PHK sebagai peluang.
Penekanan pada “belajar dan melupakan” menandakan keterampilan lama karyawan dianggap usang, sehingga dipilih PHK daripada pelatihan ulang.
AI diprediksi akan membuat perusahaan semakin menguntungkan namun mempekerjakan lebih sedikit orang, menguntungkan pemegang saham tapi merugikan pekerja.
Hubungan loyalitas menjadi sepihak: karyawan diharuskan adaptif, sementara perusahaan hanya memberi “kesempatan” sesuai kebutuhan strategis.
Pemecatan yang menguntungkan akan dinormalisasi sebagai alat positioning strategis, bukan akibat kesulitan finansial.
Memo ini menjadi ramalan bagi seluruh industri perangkat lunak menghadapi gelombang disrupsi AI.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"