Sejak awal masa kekuasaannya, Hitler mengutamakan penerapan tarif tinggi untuk melindungi petani sambil meminimalkan dampak pada industri.
Hitler tidak memiliki pemahaman mendalam tentang ekonomi dan menyalahkan kelompok Yahudi atas masalah keuangan Jerman.
Gottfried Feder merancang kebijakan tarif nasionalis untuk menggantikan impor dengan produk petani dan pekerja Jerman.
Kebijakan tarif memicu kekhawatiran akan perang dagang dan kenaikan harga barang impor hingga 600 persen.
Asosiasi industri dan perdagangan memperingatkan tarif dapat merugikan ekspor industri yang secara rutin surplus terhadap produk pertanian.
Pada 10 Februari 1933, Nazi menaikkan tarif impor produk pertanian dan tekstil hingga 500 persen, memicu protes negara mitra dagang.
Denmark, Swedia, dan Belanda mengancam serta memberlakukan balasan dagang, mengurangi ekspor industri Jerman.
Kebijakan tarif Hitler menjadi pendahulu kebijakan ekonomi nasionalis yang bersinergi dengan rencana militerisasi nantinya.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"