Kuil-kuil di Tiongkok kini menjadi destinasi konsumsi gaya hidup, menawarkan restoran, kafe, toko suvenir, hingga investasi modal.
Nilai ‘ekonomi kuil’ diperkirakan melampaui 100 miliar yuan pada 2024, tumbuh lebih dari 10% per tahun.
Pendapatan utama berasal dari tiket masuk, dupa, produk budaya-kreatif, ritual, serta layanan makanan dan akomodasi; donasi digital dan e-commerce juga naik pesat.
Komersialisasi menarik kaum muda yang mencari ‘spiritualitas ringan’ tanpa ajaran ketat, dibantu teknologi seperti VR dan AI untuk ramalan.
Sejarah menunjukkan kuil memang sudah berbisnis sejak abad ke-6, tetapi kini skalanya lebih besar dan terstruktur.
Perdebatan publik muncul soal apakah hal ini revitalisasi budaya atau justru komodifikasi berlebihan yang merusak makna sakral.
Pemerintah pusat menerbitkan pedoman 2017 untuk melarang operasi murni profit dan mewajibkan transparansi finansial kuil.
Beberapa kuil bahkan menjadi investor awal startup, menunjukkan peran ekonomi baru di masyarakat.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"