Zed Shaw memilih editor teks seperti Vim dan Emacs daripada IDE karena memberi fleksibilitas, konsistensi, dan alur kerja tanpa gangguan.
Alat canggih seperti IDE, intellisense, LSP, atau LLM mungkin mempermudah, tetapi dapat mengurangi keterlibatan pribadi dan menghambat pemahaman mendalam.
Pendekatan era lama memaksa programmer menstruktur kode secara logis, memberi nama yang jelas, dan menguasai keseluruhan kode.
Romantisasi “old ways” sering digunakan sebagai propaganda, sedangkan gaya coding kuno Zed adalah pilihan pribadi, bukan standar mutlak.
Pertanyaan penting bagi programmer: “Siapa Anda saat menulis kode?” untuk menentukan gaya dan ekspresi pribadi.
Mengikuti gaya korporat (misalnya Google) lebih menguntungkan perusahaan daripada pengembang karena membatasi kreativitas.
Tujuan utama pemrograman seharusnya kesenangan, tantangan, dan kreativitas, bukan sekadar memenuhi tuntutan pekerjaan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"