Perusahaan mengadopsi AI untuk memecat staf demi efisiensi biaya dan kenaikan harga saham.
Sebagian besar pengembang memakai AI namun 46% tidak percaya hasilnya dan banyak waktu terbuang untuk memperbaiki kesalahan.
Model terbaru seperti GPT-5 sering menghasilkan informasi palsu dan membuat pengguna kembali ke model lama yang lebih dapat diandalkan.
Hanya sekitar 10% perusahaan yang benar-benar menggunakan AI secara bermakna dalam operasional mereka.
Biaya inference untuk kueri kompleks bisa 100 kali lebih tinggi dibandingkan teknik tradisional, sehingga menambah beban biaya.
Paket langganan AI murah sering memiliki batas token yang membatasi kegunaan sebenarnya.
Perusahaan AI besar seperti OpenAI dan Anthropic masih merugi dan menghadapi ketidakpastian profitabilitas.
Integrasi AI dalam layanan SaaS menaikkan biaya total kepemilikan dengan biaya tambahan per pengguna.
Diperkirakan biaya nyata penggunaan AI akan meningkat 10–15 kali lipat pada 2026, membuatnya kurang ekonomis daripada asumsi awal.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"