AI sebenarnya tidak memiliki kecerdasan emosional atau kemampuan berpikir seperti manusia, tetapi hanya membuat tebak-tebakan probabilistik berdasarkan data yang telah dilatihnya.
Ada kesalahpahaman besar tentang kemampuan AI, terutama model bahasa besar (LLM), yang menyebabkan orang percaya bahwa AI memiliki pemahaman dan perasaan.
Banyak orang menjadi rentan terhadap hubungan yang menyesatkan dengan AI karena kepercayaan yang tidak tepat ini.
Ada peningkatan layanan AI yang mencoba menggantikan aspek hubungan manusia, seperti terapis AI atau teman AI, yang bisa berdampak negatif pada hubungan sosial manusia nyata.
Pekerja yang kurang beruntung sering kali dipekerjakan untuk melatih model AI dengan pekerjaan yang menuntut dan terkadang traumatis.
Kekhawatiran terhadap AI tidak hanya ditemukan di publik luas tetapi juga di kalangan pakar AI, dengan hanya sebagian kecil dari mereka yang menganggap AI akan memberi manfaat bagi masyarakat.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"