Beberapa pengguna media sosial menghentikan pemakaian tabir surya dan mempromosikan alternatif alami seperti minyak atau lemak untuk meningkatkan imunitas.
Dermatolog dan ahli kesehatan memperingatkan tabir surya penting untuk mencegah kanker kulit, penuaan dini, dan luka bakar akibat sinar ultraviolet.
Tabir surya terbagi menjadi dua jenis yaitu kimiawi yang menyerap sinar UV dengan bahan seperti avobenzone, oxybenzone, dan octocrylene, serta mineral yang memblokir sinar UV menggunakan zinc oxide atau titanium dioxide.
Skeptisisme terhadap bahan tabir surya muncul dari ketidakpercayaan pada saran kesehatan konvensional, perusahaan farmasi, dan regulasi pemerintah.
Tidak ada bukti ilmiah manusia yang meyakinkan bahwa oxybenzone atau titanium dioxide bersifat karsinogen.
Studi di Australia dan Norwegia membuktikan penggunaan tabir surya harian menurunkan risiko melanoma hingga sekitar 33 persen.
Akademi Dermatologi Amerika merekomendasikan tabir surya spektrum luas dengan SPF minimal 30 setiap hari, termasuk pada hari mendung.
Keterlambatan pembaruan regulasi FDA membuat beberapa bahan tabir surya terbaru belum tersedia di AS, sehingga beberapa konsumen beralih ke produk impor atau buatan sendiri.
Para ahli menegaskan risiko menghindari tabir surya jauh lebih besar dibanding potensi penyerapan bahan tabir surya.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"