Penulis menghapus 10.000 catatan PKM dalam beberapa detik dan merasakan kelegaan.
Menyimpan segala informasi dalam sistem “second brain” bisa membatasi kreativitas dan menggantikan pemikiran asli.
Gerakan PKM modern menjanjikan kejelasan dan kontrol dengan total capture namun sering menimbulkan kebingungan abstrak.
Metafora “otak kedua” mengabaikan sifat memori manusia yang asosiasi, kontekstual, dan emosional.
Alat produktivitas seperti Obsidian dapat menjerat pengguna dengan ilusi penguasaan dan menunda pekerjaan berpikir.
Menghapus catatan dianggap sebagai tindakan desain yang menegaskan agen dan menyederhanakan proses berpikir.
Penulis memilih sistem tanpa penampungan menyeluruh, menulis yang penting, dan membiarkan ide bermunculan secara alami.
Mengingat (zakhor) dipahami sebagai tindakan etis, bukan sekadar mengarsipkan fakta.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"