Overtourism merusak karakter kota dengan menghalangi terbentuknya usaha kecil lokal.
Media sosial dan algoritma memicu lonjakan pengunjung yang tak mempertimbangkan komunitas setempat.
Toko kecil dibangun untuk komunitas dan akan rusak jika menjadi viral secara besar-besaran.
Kawasan seperti Kyoto dan Kamakura sering kewalahan oleh turis yang hanya mengejar spot Instagram.
Pertumbuhan kelas menengah global dan murahnya biaya perjalanan memperparah overtourism.
Sekitar 15% pelancong sadar bertindak bertanggung jawab dapat menyebar manfaat ke kota-kota kecil.
Pemerintah Jepang dapat menerapkan kebijakan seperti kenaikan biaya keluar atau reformasi program bebas pajak untuk mengendalikan jumlah turis.
Kota seperti Morioka, Yamaguchi, dan Toyama bisa menjadi alternatif dengan usaha kecil yang berkembang tanpa overtourism.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"