Tim Kyoto University mengembangkan obat pereda nyeri baru bernama Adriana yang efektivitasnya setara dengan morfin.
Adriana tidak menimbulkan efek samping serius seperti gangguan pernapasan dan kecanduan.
Obat ini bekerja dengan mekanisme berbeda, yaitu memblokir fungsi kendali norepinefrin alami tubuh.
Uji klinis awal di Kyoto University Hospital melibatkan 20 pasien pasca-operasi kanker paru mengonfirmasi efikasinya.
Rencana uji klinis skala besar di AS untuk 400 pasien pasca-operasi dijadwalkan pada 2026 dengan target penggunaan praktis pada 2028.
Hasil penelitian dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences dan diharapkan membantu mengatasi epidemi opioid.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"