Sekolah Alpha memadatkan akademik dua jam per hari dengan bimbingan AI, tanpa guru konvensional.
Pendekatan berbasis efisiensi berisiko mereduksi belajar menjadi pengiriman konten, bukan transformasi pribadi.
Pembelajaran sejati memerlukan waktu, friksi, relasi manusia, dan perjuangan yang tidak dapat diotomatisasi.
Optimasi AI menciptakan logika linier yang menghilangkan ruang bagi rasa ingin tahu, refleksi, dan pembentukan karakter.
Ada biner palsu antara sekolah tradisional yang kaku dan sekolah AI yang teroptimasi; fokus seharusnya pada jenis manusia yang ingin dibentuk.
Insight lahir dari pengalaman, kegagalan, dan keheningan, bukan sekadar apa yang tak diprediksi mesin.
Kerajinan tangan, magang, dan bimbingan langsung membangun ketahanan dan komunitas, hal yang sulit digantikan AI.
Mempercepat pembelajaran hingga nyaris tanpa gesekan berpotensi melahirkan generasi yang menunggu prompt, bukan yang bertanya sendiri.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"