Penulis mencobakan strategi media sosial untuk mempromosikan bukunya namun merasa tidak otentik dan terbebani.
Upaya posting rutin di Instagram, TikTok, dan Twitter gagal meningkatkan jangkauan dan penjualan secara signifikan.
Kesuksesan buku lebih tergantung pada kualitas isi, distribusi penerbit, dan rekomendasi pembaca, bukan aktivitas media sosial penulis.
Penulis memutuskan menghentikan penggunaan media sosial dan beralih ke blog dan newsletter yang sepenuhnya dia kendalikan.
Setelah berhenti, penulis merasakan peningkatan kesejahteraan mental, lebih banyak waktu membaca, dan tidak kehilangan audiens.
Penulis menegaskan pentingnya memilih platform sesuai kekuatan pribadi: menulis paragraf di blog lebih sesuai daripada membuat video atau caption.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"