Pemanasan global melonjak lebih dari 0,4°C dalam dua tahun terakhir, mencapai +1,6°C pada Agustus 2024, dipicu oleh El Niño lemah dan berkurangnya aerosol kapal sejak 2020.
Pembatasan sulfur pada bahan bakar kapal oleh IMO menurunkan aerosol sulfat, mengurangi albedo Bumi, sehingga menyerap 1,7 W/m² tambahan dan mempercepat pemanasan.
Estimasi forsing aerosol IPCC terlalu rendah, sehingga sensitivitas iklim diperkirakan lebih kecil daripada realitas yang terlihat dalam data satelit CERES dan Argo.
Perlambatan sirkulasi Atlantik (AMOC) akibat percepatan mencairnya es kutub berpotensi runtuh dalam 20–30 tahun, menandai ‘titik tanpa kembali’ dengan kenaikan muka air laut beberapa meter.
Dibutuhkan pengamatan satelit khusus untuk aerosol dan awan serta pendekatan pemodelan baru berbasis data nyata guna memperbaiki perkiraan forsing aerosol dan sensitivitas iklim.
Suhu global diperkirakan tidak turun di bawah +1,5°C meski memasuki La Niña berikutnya, meningkatkan risiko badai ekstrem, gelombang panas, dan kekeringan.
Tindakan segera diperlukan untuk memangkas emisi gas rumah kaca dan mempertimbangkan opsi pendinginan global terarah demi mencegah kerusakan iklim tak terkontrol.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"