Dokumentasi 181 halaman yang dikutip Kennedy bukan analisis ilmiah sistematis, melainkan bibliografi oleh non-ahli yang mendukung teori bahaya protein spike.
Sebagian besar studi berfokus pada efek protein spike dari infeksi SARS-CoV-2, bukan dari vaksin, yang justru menegaskan manfaat vaksin mRNA.
Beberapa penelitian dalam daftar secara eksplisit menyatakan manfaat vaksinasi jauh melebihi risikonya, bertentangan dengan klaim Kennedy.
Metode injeksi pada hewan (intravena atau langsung ke otak) tidak relevan dengan pemberian vaksin intramuskular pada manusia sehingga menyimpang.
Data anafilaksis dan miokarditis yang dipilih terlalu besar dan mengabaikan estimasi resmi yang menunjukkan kejadian jauh lebih rendah.
Kompilasi tersebut melewatkan studi besar yang tidak menemukan risiko tambahan dan data yang menunjukkan jutaan kematian dapat dicegah lewat vaksin.
Keputusan menghentikan dana $500 juta untuk penelitian mRNA mengancam kesiapsiagaan pandemi berikutnya karena menghambat uji klinik lanjutan dan produksi massal.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"