Sebagian fisikawan memandang fungsi gelombang sebagai representasi realitas (36%), tetapi sebagian besar menganggapnya alat matematis (47%) atau gambaran kepercayaan subjektif (8%).
Komunitas fisika terbelah sama rata soal adanya batas antara dunia kuantum dan klasik (45% ya, 45% tidak, 10% ragu).
Interpretasi Kopenhagen tetap paling populer dengan 36% responden memilihnya meskipun hanya 24% yakin sepenuhnya benar.
Alternatif interpretasi termasuk teori banyak dunia (15%), mekanika Bohmian (7%), dan teori runtuh spontan (4%).
Pendekatan 'shut up and calculate' menunjukkan banyak peneliti menggunakan teori kuantum tanpa mempedulikan makna filosofisnya.
Responden yang berkecimpung dalam filsafat atau dasar kuantum cenderung lebih skeptis terhadap Interpretasi Kopenhagen (20%).
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"