Perusahaan AI mengumpulkan teks, foto, video, dan musik secara massal dari internet tanpa izin, mengklaimnya sebagai fair use namun itu adalah pencurian.
Contoh konkrit: AI menghasilkan ulang foto ikonik Robert Cohen dari kerusuhan Ferguson setelah beberapa prompt.
Berbagai gugatan hukum telah diajukan oleh penerbit berita, fotografer, dan kreator atas pelanggaran hak cipta oleh perusahaan AI.
Gugatan penting termasuk Reuters vs Ross Intelligence, penulis vs Meta, The New York Times vs OpenAI, dan Getty Images vs Stability AI.
Hasil keluaran AI juga berpotensi melanggar hak cipta jika menyalin teks atau gambar dari karya terdaftar.
Beberapa organisasi media menandatangani lisensi dengan perusahaan AI, namun dikhawatirkan nilai kontennya rendah dan merugikan jangka panjang.
Teknologi Content Credentials dapat menandai dan melacak penggunaan gambar untuk membantu melindungi hak cipta.
Penulis menekankan pentingnya kompensasi yang adil bagi pembuat konten atas nilai miliaran dolar yang dihasilkan perusahaan AI.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"