Pengguna jarang secara eksplisit meminta software cepat, tetapi kecepatan dapat mengubah perilaku secara mendasar.
Deploy yang berlangsung dalam hitungan detik mendorong developer merilis kode lebih sering, sementara AI autocomplete dan streaming real-time memperluas kemungkinan kerja.
Software lambat menambah friksi kognitif; contoh WiFi pesawat menunjukkan betapa produktivitas turun saat aplikasi tidak responsif.
Kecepatan menciptakan kesan magis dan menandakan kesederhanaan karena memaksa pengembang menghapus fitur yang tidak esensial.
Perusahaan yang berhasil menghadirkan kecepatan biasanya fokus pada produk inti dan menangani kompleksitas di balik layar.
Kecepatan dianggap menyenangkan; orang menyesuaikan hotkey dan menghitung WPM demi rasa puas menjadi lebih cepat.
Meskipun alur kerja berbasis LLM sudah jauh lebih cepat dari proses manual, performa dan pengalaman pengguna masih jauh dari standar era software sebelumnya.
Fase optimasi berikutnya akan berfokus pada latensi rendah, desain UI, konektivitas, dan reliabilitas, memicu use case baru yang belum terpikirkan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"