Rilis GPT-5 pada 7 Agustus mengecewakan karena performanya lebih buruk dari pendahulunya dan menghasilkan kesalahan konyol seperti peta AS fantasi dan daftar presiden yang salah.
Kegagalan GPT-5 menandai potensi gelembung AI mirip era dot-com, dengan ratusan miliar dolar investasi pada perusahaan AI yang belum menghasilkan laba.
Prinsip “scaling up” dipertanyakan setelah GPT-5 gagal membuktikan bahwa penambahan daya komputasi dan data dapat membawa kecerdasan buatan umum lebih dekat.
Istilah “kecerdasan buatan” lebih bersifat pemasaran daripada ilmiah, dengan promotor AI memanusiakan mesin dan menyebut kesalahan sebagai “halusinasi.”
Prediksi peningkatan produktivitas dan dampak besar pada lapangan kerja akibat AI belum terbukti, dengan ekonom meramalkan manfaat ekonomi yang relatif kecil.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"