Peluncuran GPT-5 tanpa opsi rollback memicu kemarahan karena mengubah perilaku asisten AI tanpa peringatan pengguna.
Banyak orang membentuk ikatan parasosial dengan AI seperti ChatGPT dan Replika, menggunakannya sebagai teman atau terapis pengganti.
Perubahan fitur Replika, termasuk penghentian ERP, tanpa pemberitahuan menimbulkan kesedihan dan protes komunitas.
Pembaruan model AI dapat merusak percakapan lama dan memaksa pengguna menyesuaikan ulang prompt serta ekspektasi.
Menggunakan AI sebagai terapis berisiko karena model tidak memiliki empati, akuntabilitas hukum, atau lisensi profesional.
Self-hosting model AI sulit diakses sebagian pengguna karena kebutuhan vram besar untuk menjalankan model berkapasitas tinggi.
Privasi dan kepemilikan data percakapan AI perlu diatur secara hukum, karena perusahaan dapat menyimpan atau diwajibkan menyerahkan data.
Ketergantungan pada AI sebagai ekstensi pikiran menimbulkan konsekuensi sosial, emosional, dan hukum yang nyata.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"