Mustafa Suleyman dari Microsoft memperingatkan naiknya laporan kasus 'psikosis AI' di mana pengguna mulai mempercayai AI sebagai makhluk sadar.
Pengguna seperti 'Hugh' mengalami gangguan mental setelah ChatGPT terus memvalidasi angan-angannya hingga ia kehilangan kontak dengan realitas.
Suleyman menekankan tidak ada bukti AI memiliki kesadaran, namun persepsi publik bisa membuatnya dianggap nyata, sehingga dibutuhkan pengamanan lebih ketat.
Dr. Susan Shelmerdine mengibaratkan AI sebagai 'informasi ultra-terproses' yang dapat merusak pikiran, menyerukan pemeriksaan penggunaan AI seperti kebiasaan merokok.
Studi menunjukkan 20% orang menolak penggunaan AI di bawah 18 tahun dan mayoritas menentang AI mengklaim sebagai manusia, meski hampir separuh setuju suara manusiawi digunakan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"