Wawancara Jim Acosta dengan chatbot yang menghidupkan kembali suara remaja korban penembakan menimbulkan kecanggungan etis dan kebingungan emosional.
Generative AI menciptakan perasaan delusi kolektif, di mana hype bertabrakan dengan ketidakpastian dan kebingungan masyarakat.
Silikon Valley dan pemimpin teknologi mempromosikan AI sebagai revolusi abadi meski model-model saat ini masih sering menghasilkan kesalahan dan halusinasi.
Beberapa pengguna mengalami gangguan psikologis dan hubungan emosional yang salah kaprah dengan chatbot, menandai munculnya psikosis-as-a-service.
Kecemasan hilangnya lapangan kerja, terutama di level entry, tumbuh seiring prediksi bahwa AI dapat menggantikan hingga setengah pekerjaan white-collar.
Investasi besar-besaran di infrastruktur AI oleh perusahaan teknologi utama membawa risiko sistemik terhadap stabilitas ekonomi global.
AI telah mengubah cara kita mengakses informasi, menggeser budaya riset mandiri ke kecenderungan menerima satu jawaban kanonik.
Muncul kekhawatiran bahwa AI akan ‘cukup baik’ tanpa benar-benar revolusioner, sehingga mengalihkan fokus dari masalah nyata saat ini.
Skenario terburuk adalah terjerumus dalam delusi massal, menunda aksi terhadap isu mendesak dan mengorbankan energi masyarakat.
Pertanyaan krusial yang ditinggalkan: apakah AI benar-benar akan memenuhi janji superintelligence atau hanya menipu harapan kolektif masyarakat.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"