Penulis malware semakin sering menggunakan bahasa pemrograman kurang populer seperti Delphi, Haskell, Rust, dan Lisp untuk menghindari deteksi.
Analisis statis kesulitan mendeteksi malware dalam bahasa langka karena model eksekusi berbeda dan sampel yang terbatas.
Pilihan compiler seperti Pelles C, Embarcadero Delphi, dan Tiny C signifikan menurunkan tingkat deteksi malware.
Fragmentasi byte dan variasi tata letak memori dalam bahasa seperti Rust, Phix, Lisp, dan Haskell mempersulit pencocokan pola shellcode.
Malware umum di C/C++ biasanya mempertahankan urutan shellcode sehingga lebih mudah terdeteksi.
Kelompok APT seperti APT29 menggunakan kombinasi bahasa non-standar (Python, Go, C#, Delphi) dan beralih dari C/C++ ke Rust atau Go.
Para peneliti menyarankan komunitas keamanan mengembangkan alat deteksi khusus untuk bahasa pemrograman kurang umum.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"