Media sosial mencuri waktu pengguna dengan mempercepat persepsi subjektif sehingga tampak lebih singkat.
Fitur seperti infinite scroll dan autoplay merusak kesadaran saat ini dan memori retrospektif.
Algoritma dan desain antarmuka meniru labirin kurvilinear untuk memancing perhatian dan FOMO.
Feed yang acak tanpa narasi menghambat kemampuan membuat cerita, sehingga waktu sulit dilacak.
Gangguan terus menerus oleh notifikasi memecah perhatian dan menimbulkan kecemasan serta stres.
Paparan media sosial terkait dengan gangguan tidur, masalah mental, pubertas lebih awal, dan penuaan biologis.
Berhenti menggunakan media sosial saja tidak cukup karena kecenderungan beralih ke aplikasi serupa.
Memilih pengalaman naratif, mendalam, dan emosional dapat memperlambat persepsi waktu secara retrospektif.
Praktik mindfulness dan tindakan intentional (belokan sudut kanan) membantu mempertahankan ingatan dan kesadaran.
Memento mori dan pengingat kematian mendorong apresiasi waktu dengan memicu kesadaran akan kefanaan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"