Kualitas produk bersifat subjektif dan tergantung preferensi konsumen.
Rasa ketidakpuasan terhadap kualitas dipicu oleh kegagalan janji kapitalisme memberikan kehidupan layak.
Budaya efisiensi pasca resesi mendorong pemotongan biaya dan otomatisasi di perusahaan besar.
Perubahan nilai durabilitas membuat generasi lanjut usia merasa kualitas barang menurun.
Fast fashion mengubah pakaian menjadi barang sekali pakai dan mengikis ikatan emosional dengan produk.
Obsolescence terencana dan terpersepsi memaksa konsumen membeli barang baru meski barang lama masih berfungsi.
Otomatisasi layanan pelanggan menimbulkan frustrasi, terutama bagi pengguna yang kurang paham digital.
Kecerdasan buatan memunculkan ulasan dan konten palsu, mengaburkan keaslian opini konsumen.
Perbedaan persepsi kualitas lebih dipengaruhi keinginan konsumen daripada kualitas riil produk.
Produksi dan konsumsi barang berkualitas rendah memberikan dampak negatif besar terhadap lingkungan dan keberlanjutan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"