Penulis memperkenalkan istilah “Everything Machines” untuk AI modern yang dipasarkan seolah mampu melakukan apa saja.
Narasi tersebut menutupi keterbatasan teknis AI yang sekadar memetakan korelasi data dan tidak sungguh-sungguh menggantikan pekerjaan manusia.
Budaya teknologi memuja konsep tanpa gesekan agar kebutuhan pengguna selalu dipenuhi dengan mulus, serupa strategi kasino.
Gesekan sosial diperlukan karena membuat kita merasakan keberadaan, kebutuhan, dan sudut pandang orang lain.
Sistem AI percakapan bersifat menjilat dan dirancang tanpa gesekan sehingga pengguna merasa menjadi pusat, layaknya memiliki pelayan.
Ketergantungan pada chatbot memperparah isolasi dan epidemi kesepian dengan mengganti interaksi manusia sejati.
Utopia AI digambarkan sebagai distopia di mana manusia tak pernah ‘tersentuh’ oleh sesama atau lingkungan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"