Polling politik yang menggantikan responden manusia dengan AI terbukti tidak akurat.
Studi membandingkan 1.500 responden sintetis dan 1.500 responden manusia menunjukkan AI memiliki tingkat kesalahan tinggi.
Model terbaik, GPT-4o-mini, masih meleset 4 poin, sedangkan model terburuk meleset hingga 23 poin.
Kesalahan prediksi AI semakin besar pada kelompok demografis minoritas seperti pemilih Kulit Hitam dan Asia.
AI dapat memberikan gambaran miring bagi kampanye politik, misalnya melebih-lebihkan ketidaksetujuan terhadap Trump di kalangan pemilih kulit hitam.
Peneliti menyimpulkan sampel sintetis AI terlalu tidak akurat untuk keperluan riset akademik, politik, dan pasar.
Meskipun demikian, beberapa startup polling AI tetap mempertahankan metode mereka meski hasilnya sering meleset.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"