Undang-Undang Keamanan Online Inggris berniat melindungi anak dari konten berbahaya, tetapi pelaksanaannya buruk.
Verifikasi umur mewajibkan pengguna menyerahkan data identitas ke ribuan situs porno, menciptakan risiko privasi besar.
Hukum mudah dilewati; cukup pakai VPN dan pembatasan hilang, sehingga tujuan perlindungan gagal.
Masalah dianggap teknis padahal bersifat kultural; pemerintah mengabaikan edukasi orang tua dan penggunaan filter yang sudah ada.
Contoh sejarah seperti kampanye anti-mabuk saat mengemudi menunjukkan perubahan budaya lebih efektif daripada sekadar aturan teknis.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"