Cinta penonton Libya pada budaya pop Barat menghalangi perkembangan perfilman reflektif tentang identitas mereka.
Karena pembajakan dan satelit ilegal, banyak warga Libya menonton film Hollywood yang menampilkan stereotip palsu tentang Libya dan Timur Tengah.
Pemerintahan Gadhafi memonopoli bioskop dan produksi film, menghasilkan karya propaganda dengan karakter stok pro-rezim.
Gambaran Libya di film Barat dan produksi asing seringkali reduktif, menampilkan gurun, unta, teroris, dan mengabaikan keragaman budaya Libya.
Meskipun gemar film dunia, banyak Libyans tidak memahami sejarah, tradisi, dan keragaman etnis di negaranya sendiri.
Film Lion of the Desert (1981) karya Moustapha Akkad menjadi satu-satunya karya yang akurat menangkap esensi sejarah dan budaya Libya.
Sineas Libya perlu memproduksi cerita autentik agar Libyans dapat mengenal pahlawan lokal dan kekayaan budaya mereka.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"