Konsep “Israel Raya” mengubah teks suci menjadi peta politik maksimalis.
Rujukan Alkitab digunakan sebagai dalih klaim teritorial bukan perjanjian perbatasan modern.
Pendiri Zionis seperti Herzl dan Ben-Gurion lebih mengutamakan pragmatisme ketimbang batasan ilahi.
Gerakan pasca-1967 dan platform Likud mengukuhkan kontrol wilayah dari Laut hingga Yordania.
Strategi “Israel Raya” menimbulkan kontroversi regional dan tuduhan ekspansionisme kolonial.
Pendekatan maksimalis mengabaikan kesadaran hukum internasional, demografi, dan keberlanjutan politik.
Dampak praktis mencakup pendudukan permanen, potensi rezim apartheid, dan korosi demokrasi Israel.
Solusi yang disarankan adalah perbatasan yang dapat dipertahankan, terikat hukum, dan menghormati tetangga.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"