CrowdStrike mendeteksi lebih dari 320 kasus pekerja TI remote asal Korea Utara menyamar dan menyusup ke perusahaan dalam 12 bulan terakhir.
Jumlah insiden ini meningkat 220% dibanding tahun sebelumnya.
Para pelaku menggunakan identitas palsu, AI generatif, dan teknologi deepfake untuk lolos seleksi pekerjaan dan mencuri data perusahaan.
Hasil kegiatan ini digunakan untuk mendanai program senjata nuklir Korea Utara.
Pencegahan dapat dilakukan dengan verifikasi identitas yang lebih ketat saat rekrutmen.
Penegak hukum AS menindak para fasilitator dan operasi “laptop farm” yang mendukung skema spionase ini.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"