Penulis mengalami RSI sehingga mencari keyboard ergonomis dan telah mencoba berbagai model.
CharaChorder menarik karena konsep chording namun firmware tertutup, ergonomi lemah, dan pernah rusak.
Svalboard memakai kluster jari ala DataHand, sakelar inframerah ringan, dan firmware QMK/Vial yang terbuka sehingga sangat bisa diprogram.
Bagian fisik mudah disetel: posisi, ketinggian, modul penunjuk, bahkan dapat diganti jika rusak karena desain 3D-print.
Kelemahan Svalboard meliputi harga sangat mahal, butuh penyetelan cermat agar nyaman, kurang portabel, dan sedikit masalah kualitas rakitan serta kesulitan menekan tombol berulang.
Penulis memakai mounting di kursi, tiga layer utama, serta mendukung stenografi melalui Plover; hal ini meningkatkan kenyamanan dan fleksibilitas.
Setelah enam bulan, kecepatan pengetikan naik ke 80 WPM dengan rasa lelah tangan jauh berkurang; penulis merekomendasikan Svalboard bagi yang rela investasi waktu dan biaya.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"