Desain sistem adalah merangkai layanan seperti server, database, cache, antrean, dan proxy untuk membentuk aplikasi.
Desain sistem yang baik terlihat sederhana dan stabil jika tidak ada masalah yang muncul dalam jangka panjang.
Minimalkan komponen stateful karena lebih sulit dipulihkan; utamakan layanan stateless untuk keandalan.
Rancang skema dan indeks database dengan bijak agar mudah dibaca dan menghindari kompleksitas berlebih.
Hindari bottleneck database dengan mengoptimalkan query, menggunakan JOIN, menghindari ORM N+1, dan memanfaatkan read replica.
Pisahkan operasi lambat ke dalam background job dengan antrean dan pekerja terpisah untuk respons cepat pada pengguna.
Caching hanya bila perlu setelah optimasi basis data; hindari cache berlebihan yang menambah state dan potensi bug.
Gunakan event hub untuk tindakan high-volume dan loosely-coupled, namun untuk kasus sederhana lebih baik pakai panggilan API langsung.
Tentukan antara push dan pull data berdasarkan kebutuhan latensi dan skala agar efisien dan mudah dioperasikan.
Fokuskan optimasi pada hot paths—alur data kritis yang paling banyak menangani beban dan berdampak besar.
Lakukan logging mendetail pada jalur error dan pantau metrik operasional termasuk p95 dan p99 untuk mendeteksi masalah.
Siapkan mekanisme kegagalan seperti killswitch, circuit breaker, retry dengan idempotensi, dan kebijakan fail open/closed sesuai risiko.
Gunakan komponen dan praktik mapan, hindari trik canggih yang dapat menambah kompleksitas dan risiko kegagalan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"