Sindikat penipuan pig-butchering di Asia menggunakan rekening bank AS sebagai perantara pencucian uang hingga US$44 miliar per tahun.
Saluran Telegram berbahasa Cina menawarkan penyewaan atau penjualan akses rekening bank AS untuk menampung dana korban dan mengubahnya menjadi cryptocurrency.
Bank besar AS seperti Bank of America, Chase, Citibank dan Wells Fargo kerap gagal memverifikasi identitas saat pembukaan akun secara online, sehingga memfasilitasi penipuan dan pencucian uang.
Regulasi Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML) di AS tidak memiliki standar efektif wajib, memberi keleluasaan bank untuk menunda atau mengabaikan pemeriksaan.
Kasus Middlesex Truck and Coach menunjukkan bagaimana rekening palsu dibuka tanpa verifikasi dan menampung ratusan ribu dolar hasil penipuan sebelum dibekukan.
Operasi pencucian uang melibatkan proses berlapis: transfer USD korban ke rekening AS, konversi ke crypto, pengiriman ke Asia, lalu dikembalikan ke mata uang konvensional.
Beberapa negara seperti Inggris, Australia, dan Thailand telah memberlakukan aturan lebih ketat untuk memaksa bank berkolaborasi dan melindungi nasabah, namun AS belum menerapkan kebijakan serupa.
Korban pig-butchering menghadapi kesulitan memperoleh kembali dana; bank biasanya hanya mengembalikan setelah tekanan hukum atau sorotan publik.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"