Awalnya Cursor menerapkan rate limiting sehingga penulis beralih ke Claude Code dengan model Sonnet 4 dan Opus 4.
Penulis berlangganan paket Claude Max untuk akses tak terbatas Sonnet 4 dan Opus 4 dan menguji pada kode Python, Ruby, dan Typescript berskala besar.
Alur kerja mencakup pembuatan instruksi lengkap, peninjauan diff, penggunaan mode perencanaan (planning) dan auto-edit untuk efisiensi.
Manajemen konteks dilakukan dengan memulai chat baru sebelum kompaksi, mencatat poin penting di scratchpad, dan memanfaatkan perintah /resume.
Pencarian kode di Claude Code dapat dioptimalkan dengan subagen paralel menggunakan task tool untuk melakukan grep dan penelusuran secara bersamaan.
Fitur perintah seperti bash mode (!), @file, memorize, dan custom commands meningkatkan produktivitas pengembangan.
Sonnet 4 lebih cepat dan efisien di lingkungan Claude Code, sedangkan Opus 4 digunakan saat Sonnet menemui hambatan.
Penulis berencana mencoba custom commands, automasi frontend dengan MCP servers, optimasi prompt, dan sistem multi-agent.
Kesimpulannya Claude Code menawarkan kekuatan dan eksplorasi lebih bagi power user, meski UI/UX masih kalah dari Cursor.
Permintaan fitur meliputi integrasi UI, checkpointing, peningkatan copy-paste, dan dukungan model tambahan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"