Mematikan LTO (link-time optimization) dan debug symbols menurunkan waktu kompilasi akhir dari ~175s menjadi ~50s.
Mengubah opt-level pada crate akhir ke level rendah hanya mengurangi sedikit waktu (dari 51s ke 48.8s).
Mengatur ulang threshold inlining LLVM via -C llvm-args menghemat ~16% waktu (menjadi ~40s).
Memprofil LLVM dengan -Zllvm-time-trace, mengonversi JSON tracing menjadi JSONL, lalu demangle nama fungsi pakai rustfilt untuk menemukan hotspot.
Memecah fungsi async besar menjadi fungsi terpisah dan membungkus Future dengan Pin<Box<dyn Future>> mengurangi waktu optimasi Rust dari ~5.3s menjadi ~2.1s.
Mengurangi monomorphisasi fungsi core::ptr::drop_in_place di crate downstream agar destructor dikompilasi sekali di crate yang mendefinisinya.
Memodifikasi beberapa dependency (pulldown-cmark, lol_html, deadpool_postgres) agar API non-generic menurunkan overhead kompilasi.
Secara keseluruhan waktu build website turun drastis menjadi ~32.3s (~82% pengurangan).
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"