Review terhadap hampir 700 studi menunjukkan hanya 9% yang menilai dampak pembersih udara terhadap pengurangan penyakit pada manusia.
Sebagian besar penelitian hanya mengukur partikel udara, gas tracer, atau mikroba tidak berbahaya, bukan infeksi nyata.
Kebanyakan pengujian dilakukan di laboratorium, bukan di lingkungan nyata seperti rumah, sekolah, atau tempat kerja.
Hanya sedikit studi mengevaluasi potensi risiko produk samping berbahaya seperti ozon yang dapat mengiritasi saluran pernapasan.
Peneliti mendesak studi baru di lingkungan kehidupan nyata yang melacak infeksi aktual, efek samping, biaya, dan aksesibilitas.
Disarankan memilih perangkat pembersih udara yang diuji secara independen dan mengutamakan ventilasi alami serta kebersihan rutin.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"