Perusahaan besar mencatat ribuan lamaran palsu dari sindikat yang berhubungan dengan Korea Utara.
Penipu menggunakan identitas palsu, video deepfake, dan resume dengan klaim pengalaman tinggi tapi profil daring dangkal.
Beberapa pelaku berhasil mencuri kode sumber perusahaan dan melakukan pemerasan data.
Perusahaan menerapkan verifikasi dokumen, pencocokan data IOC, dan wawancara tatap muka untuk mendeteksi pemalsu.
Pelatihan tim HR sebagai 'human firewall' membantu mengenali tanda-tanda penipuan pada tahap awal.
Metode penipuan diprediksi akan diadopsi oleh kelompok kriminal lain di masa depan.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"