Banyak perusahaan menyia-nyiakan waktu pelamar dan engineer dengan proses wawancara panjang tanpa relevansi nyata.
Wawancara harus mampu membedakan programmer senior dari marketer yang memanfaatkan ChatGPT.
Wawancara ideal mencerminkan tugas sehari-hari: coding, desain arsitektur, tinjauan PR, dokumentasi, dan aspek generalis lainnya.
Seleksi harus menilai potensi jangka panjang kandidat, menghargai kecerdasan cair selain pengetahuan terkrystal.
Proses wawancara perlu efisien dan menghormati waktu pelamar agar tidak menyingkirkan kandidat terbaik.
Rasa estetika (“taste”) penting untuk menilai kualitas kode dan kemampuan kolaborasi tim.
Wawancara live coding dan take-home sering gagal memenuhi banyak kriteria penting.
Metode efektif meliputi code review di mana pelamar memperbaiki kode interviewer dan membahas sampel kerja bersama secara langsung.
Sesi dengan calon manajer penting untuk memastikan kecocokan dan mengurangi risiko turnover.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"