Teori konspirasi tentang ladang angin dipicu oleh ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan kerinduan pada era bahan bakar fosil.
Isu kesehatan seperti “sindrom turbin angin” terbukti tidak berdasar namun tetap diyakini sebagian masyarakat.
Penelitian menunjukkan keyakinan pada teori konspirasi lebih memengaruhi penolakan ladang angin dibanding usia, jenis kelamin, atau pendidikan.
Penyajian fakta empiris sering gagal mengubah pandangan yang sudah dibentuk oleh teori konspirasi.
Ladang angin sebagai simbol kebijakan iklim menimbulkan resistensi identitas dan penolakan terhadap modernitas.
Anti-refleksivitas membuat sebagian orang enggan mengakui kerugian dari keberhasilan teknologi fosil sebelumnya.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"