Percobaan melibatkan pemimpin agama dari berbagai kepercayaan yang mengonsumsi psilocybin, zat yang ditemukan dalam jamur ajaib.
Sebagian besar peserta, lebih dari 90 persen, menganggap pengalaman tersebut sangat bermakna secara spiritual, bahkan sebagian mengatakan ini adalah pengalaman paling mendalam dalam hidup mereka.
Beberapa pemimpin agama kemudian menggunakan pengalaman ini untuk meningkatkan ajaran agama mereka dan menunjukkan keterbukaan terhadap bentuk pengalaman religius lainnya.
Studi ini mengalami penundaan publikasi karena dugaan pelanggaran etis dan konflik kepentingan, tetapi masalah ini akhirnya diselesaikan melalui keterbukaan informasi.
Penelitian mengundang pertanyaan mengenai hubungan antara zat halusinogen dan pengalaman religius.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"