Penulis berusia 51 tahun di Victoria bertahan dengan banyak pekerjaan lepas—investigator privat, koordinator manajemen darurat, tukang kebun, penulis—yang bergaji tidak tetap dan tanpa tunjangan.
Pendapatan bersih rata-rata sekitar $2.800 per bulan, tetapi lebih dari $2.000 habis untuk sewa, sisanya untuk kebutuhan dasar dan utang, membuatnya tetap di bawah garis kemiskinan meski bekerja.
Lonjakan biaya hidup di B.C. sejak 2019 (perumahan naik 29 persen, makanan 27 persen) tidak diimbangi kenaikan tarif kerja lepas, sehingga kesenjangan dengan teman-teman kelas menengah makin lebar.
Sekitar 25 persen warga Kanada tergolong miskin secara standar hidup, dan hampir seperempat penduduk kini melakukan gig work; jumlah pekerja gig naik 85 persen sejak 2022.
Pekerjaan gig memberi fleksibilitas, tetapi jam kerja tak menentu, pembayaran sering terlambat, pajak rumit, serta tidak ada asuransi kesehatan atau pensiun.
Percobaan pindah ke Nova Scotia demi biaya hidup lebih rendah gagal; gaji lebih kecil dan pajak provinsi lebih tinggi membuatnya menanggung utang konsumtif pertama kali.
Keterbatasan uang memicu isolasi sosial, kecemasan, dan ketidakpastian pensiun—tabungan pensiunnya hanya sebuah celengan porselen di kamar.
Meski hidup sulit, penulis menonjolkan ketangguhan dan kreativitas pekerja gig serta memandang perlu adanya solusi struktural atas biaya hidup dan perlindungan pekerja gig.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"