Studi baru oleh Texas A&M University menemukan bahwa situs web menggunakan metode fingerprinting untuk melacak pengguna tanpa sepengetahuan mereka.
Fingerprinting mengidentifikasi browser pengguna berdasarkan informasi detil yang dibagikan selama akses ke situs web, yang hampir unik untuk setiap browser.
Fingerprinting lebih sulit dideteksi dan dicegah dibandingkan dengan penggunaan cookies, yang bisa dihapus atau diblokir oleh pengguna.
Penelitian ini menemukan bahwa fingerprinting tetap bekerja meskipun pengguna telah menghapus cookies mereka, dan dapat digunakan untuk melacak pengguna melalui sistem iklan.
Meskipun ada undang-undang privasi seperti GDPR dan CCPA, pengguna masih bisa dilacak melalui fingerprinting yang dilakukan situs web.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"