Konsep waktu absolut meliputi ‘instants’ (titik waktu) dan ‘durations’ (durasi) yang diukur sejak sebuah epoch (titik referensi).
Waktu sipil menggunakan kalender (umumnya Gregorian) dan format datetime manusiawi, termasuk penamaan periode seperti bulan dan hari, tetapi durasi periode bersifat ambigu.
Unix time dan kalender Gregorian keduanya menghitung detik sejak epoch yang berbeda, memudahkan operasi aritmatika pada waktu absolut.
Definisi detik bergantung pada SI second (radiator atom cesium-133) dan kadang disesuaikan dengan leap second untuk menyinkronkan rotasi Bumi.
Leap second membuat durasi hari bisa 86399, 86400, atau 86401 detik, sehingga menghitung perbedaan waktu sipil perlu memperhitungkan penambahan atau pengurangan leap second.
Timezones memberikan label lokal berdasarkan offset UTC yang bisa berubah (DST, perubahan peraturan pemerintah), menciptakan jam yang di-spring forward atau di-fall back.
Waktu sipil bisa ambigu (dua instant sama) atau tidak ada (lompatan waktu) saat terjadi pergeseran offset UTC; implementasi harus menangani kasus ini.
IANA Timezone Database menyimpan sejarah aturan offset sejak 1970 untuk tiap wilayah, memudahkan konversi waktu absolut ke waktu sipil dan sebaliknya.
Pemrogram perlu menyimpan waktu mutlak (UTC) dan menyadari niat pengguna (jadwal lokal vs event tetap di UTC) agar aplikasi berperilaku benar saat aturan waktu berubah.
Contoh praktik: forum chat menyimpan UTC, aplikasi event perlu menyimpan input lokal dan me-recompute UTC jika aturan berubah, bundling database IANA untuk aplikasi desktop.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"