Masalah utama Substack bukan hanya konten ekstrem, melainkan model bisnisnya yang rapuh.
Platform terus mencari pendanaan besar meski valuasinya menurun drastis dan kesulitan mencapai profitabilitas.
Upaya Substack menjadi aplikasi serba ada dengan audio, video, dan fitur discoverability mengikis keintiman format newsletter.
Pendanaan dari investor berideologi konservatif meningkatkan risiko konten terpolarisasi demi engagement.
Ketergantungan jurnalis pada Substack menjebak mereka secara finansial dan menyulitkan migrasi ke alternatif lain.
Dibutuhkan infrastruktur dan dukungan untuk menciptakan platform alternatif agar penulis tidak terikat oleh Substack.
Kegagalan Substack dapat menghancurkan pendapatan jurnalis independen dan merusak ekosistem publik yang rapuh.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"