XML lahir sebagai subset SGML untuk menyediakan struktur dokumen yang fleksibel bagi web dan berbagai industri, namun kompleks dan verbose.
Prinsip desain XML menekankan keterbacaan, kompatibilitas SGML, dan validasi, tetapi menomorduakan keringkasan sehingga ukuran pesan besar dan parsing berat.
Kebutuhan AJAX akan pertukaran data kecil dan cepat mendorong munculnya JSON, yang diambil dari literal objek JavaScript dan berfokus pada kesederhanaan serta ukuran lebih ringkas.
JSON cepat diadopsi karena mudah diimplementasi lintas bahasa, parsing sederhana di browser, dan stabil tanpa versi baru.
Keterbatasan JSON sebagai format teks—terutama ukuran, kecepatan parsing, dan ketiadaan tipe biner asli—menjadi masalah di lingkungan IoT yang terbatas sumber daya.
CBOR dikembangkan IETF untuk menggabungkan model data JSON dengan efisiensi biner: ukuran lebih kecil, parsing cepat, dan dukungan string byte sebagai tipe biner native.
CBOR menyediakan mekanisme tag semantik terdaftar IANA, memungkinkan perluasan tanpa negosiasi versi dan tetap kompatibel mundur.
Penggunaan CBOR berkembang di protokol IoT seperti CoAP, COSE, ACE, dan manajemen perangkat, di mana penghematan bandwidth dan energi krusial.
Masing-masing format menempati ceruk: XML untuk dokumen terstruktur dan layanan SOAP, JSON untuk API web dan konfigurasi, CBOR untuk perangkat terkonstraint dan aplikasi keamanan.
Evolusi dari SGML→XML→JSON→CBOR menunjukkan pola pergeseran dari fitur kaya menuju spesialisasi efisien sesuai kebutuhan konteks.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"