Kebencian kini menjadi basis identitas diri, menggantikan nilai-nilai tradisional.
Sumber identitas tradisional seperti agama, institusi, tim olahraga, dan afiliasi politik semakin melemah.
Kebencian memudahkan stabilisasi diri tetapi berisiko memicu konflik dan kerusakan sosial.
Monetisasi identitas mendorong kebutuhan profil pribadi dan memperkuat kebencian sebagai alat.
Alternatif identitas berbasis cinta, belas kasih, atau konsep negative capability disarankan.
Tokoh sastra dan filsuf seperti Keats, Dickinson, dan Foucault menawarkan cara melepas beban identitas negatif.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"